20101230

Bread, Love, And Dream Episode 3

Tak Gu dapat ide, dia ingin minta bantuan pada presiden untuk menolong ibunya, dia lari dengan bebas menuju rumah presiden dan berteriak, “tolong! tolong!”. Manager Han kaget melihat Tak Gu lari dan langsung mengejar Tak Gu. Tak Gu bingung ketika sampai di depan rumah, rumah itu sangat besar dan dia tidak tau mau minta bantuan ke mana, akhirnya Tak Gu sampai ke sebuah pintu dan membukanya, dia terkejut mendapati banyak orang di halaman sedang berpesta. 

Orang-orangpun tidak kalah terkejut melihat seorang anak yang teriak-teriak, mereka semua menatap penasaran pada Tak Gu (dikiranya anak kesasar kali, palagi Tak Gu pake baju biasa), tak terkecuali presiden dan istrinya. Ma Jun mengenali Tak Gu dan bergumam, “apa yang dilakukan anak itu di sini?”.
Tak Gu melihat ke arah orang-orang dan akhirnya melihat presiden, dia mau melangkah ke tempat presiden ketika tiba-tiba dari belakang Manager Han menarik Tak Gu untuk pergi. 
Manager Han berkata pada orang-orang : “Mohon jangan khawatir, bukan apa-apa” dan langsung menarik Tak Gu (anehnya Tak Gu nurut aja nih ditarik-tarik). Tapi presiden memerintahkan Manager Han untuk berhenti dan tanya ada masalah apa dan kenapa bocah itu (Tak Gu) bisa ada di tempat ini. Manager Han meyakinkan presiden, dia bisa mengatasi anak itu (Tak Gu) dan menarik Tak Gu (lagi..!!) dan kali ini Tak Gu langsung ngomong (teriak) sama presiden : “presiden, tolong selamatkan ibuku, laki-laki ini membawa ibuku”. Manager Han tidak tahan lagi dan kemudian menutup mulut Tak Gu, yang langsung disuruh oleh presiden untuk berhenti (lagi..!! hahaha…).
Mi Sun menunggu dengan cemas di pos keamanan dengan dijaga oleh 2 penjaga tadi, Mi Sun mendengar Tak Gu memanggilnya. dan berlari menyongsong anaknya. Tak Gu berkata dengan ceria : “ibu..ibu…itu presiden”. Mi Sun terkejut melihat presiden datang dengan rombongan batalionnya (hehehe… ada Manager Han, Nyonya Seo, Ma Jun, Ja Kyung, dan Ja Rim).
Dengan percaya diri Mi Sun melangkah maju menghampiri rombongan keluarga itu. Setelah melihat dari dekat Nyonya Seo langsung shock melihat Mi Sun. Mi Sun menyapa dan basa-basi lalu menunduk hormat pada presiden dan Nyonya Seo. Presiden hanya bisa bengong. Mi Sun lalu menyuruh Tak Gu untuk menyapa presiden, dia mengatakan kalau presiden itu adalah ayahnya. Tak Gu dan juga Trio Goo (Ja Kyung, Ja Rim dan Ma Jun) shock mendengar pengakuan Mi Sun. Nyonya Seo masih tidak percaya Mi Sun berani menampakkan mukanya dan mengakui Tak Gu sebagai anak suaminya.
Bibi Gong memberitahu nenek kalau Mi Sun datang ke rumah membawa seorang anak laki-laki, nenek kaget tapi senang. dia tersenyum. Di ruang tamu, Tak Gu merasa canggung dipandangi terus oleh Trio Goo dan Nyonya Seo. Lalu nenek datang dan Mi Sun berdiri menyapa nenek. Nenek melihat Mi Sun, lalu tersenyum melihat Tak Gu yang menghormat kepadanya. Nyonya Seo hanya diam saja, terlihat sangat tidak senang.
Di kantornya, presiden meminta penjelasan pada Manager Han. Presiden marah pada Manager Han yang menutupi masalah itu darinya dan membohonginya. Manager Han berkilah, dia hanya mencoba untuk menjaga harmoni dan ketentraman di rumah (keluarga ) presiden. Presiden berteriak marah, urusan harmoni dan ketentraman keluarganya diputuskan olehnya, bukan Manager Han. Presiden hanya meminta loyalitas Manager Han dan bukan pemikirannya (ni presiden kalo lagi marah ngeri juga). Manager Han mengerti. “Jika kau ingin menyembunyikan sesuatu dariku, lakukan dengan benar. Artinya, jangan lakukan apapun (karena presiden pasti juga akan tahu). Dan jika kau berusaha mencampuri urusan keluargaku lagi, aku tidak akan membiarkannya, meskipun itu kau!”, tegas presiden.
Nenek terus memandangi Tak Gu dan bilang kalau Tak Gu sangat mirip dengan ayahnya ketika dia kecil. nenek menanyakan nama Tak Gu. Mi Sun menegur Tak Gu karena Tak Gu diam saja dan tidak menjawab pertanyaan nenek. Tak Gu bersuara “namaku Kim Tak Gu”, nenek heran “Tak Gu?” (Tak Gu dalam bahasa korea artinya pintar bermain tenis meja, mian kalo salah ^^) Tak Gu menjelaskan pada nenek, ” Tak untuk high dan Gu untuk save, jadi namaku Kim Tak Gu”. Ja Rim tertawa mendengar penjelasan Tak Gu dan langsung diam ketika yang lain melihatnya dengan dingin, Mi Sun menjelaskan kalau nama Tak Gu diberikan oleh presiden, dan nama keluarganya mengikuti dirinya. Nenek mengerti.
Nyonya Seo bertanya dengan sinis, “jadi apa alasanmu menbawa anak ini kemari dan membuat orang-orang tidak senang? apa yang kau inginkan dengan datang kemari secara dramatis?” (eits… yang ga senang kan cuma beberapa saja, presiden, nenek dan Bibi Gong seneng ko dengan kedatangan Mi Sun dan Tak Gu). ” Alasan apa yang diperlukan anak untuk bertemu dengan ayahnya?”, bela nenek. Nyonya Seo kesal dan teriak pada nenek, “anak? anak siapa yang kau maksud?”.
Presiden datang dan menegur istrinya yang tidak sopan, dia lalu menyuruh Trio Goo untuk naik ke kamar mereka, ketiganya berjalan dengan enggan. Presiden menanyakan maksud kedatangan Mi Sun ke rumah, dia menuduh Mi Sun datang karena uang, Mi Sun membantah, dia tidak datang untuk uang, tapi dia datang meminta tanggung jawab presiden sebagai ayah Tak Gu dengan mengijjinkan Tak Gu tinggaal di rumahnya sebagai anaknya. Tak Gu kaget dengan kata-kata ibunya. Nyonya Seo tersenyum sinis tidak percaya.
Trio Goo ternyata mendengarkan pembicaraan ayahnya dengan Mi Sun dari lantai atas, mereka kaget. Presiden dengan enteng menjawab: “jadi itu yang kau inginkan?”. Mi Sun mengangguk. Nenek juga setuju Tak Gu tinggal bersama mereka tapi Nyonya Seo langsung protes, dia tidak akan mengijinkan anak rendahan masuk ke keluarganya. Nenek berkeras, Tak Gu berhak tinggal karena dia adalah anak laki-laki presiden dengan Mi Sun, dia punya keterikatan darah dengan keluarga itu. Nyonya Seo tetap tidak terima, anak laki-lakinya hanya satu yaitu Ma Jun, tidak ada yang lain. Nenek bertanya diplomatis : “jika kau tidak setuju, apa kau mau presiden punya dua keluarga?”. Nyonya Seo tidak bisa menjawab. “Tidak ada pilihan lain, tidak bisa tidak kau harus menerima Tak Gu, karena jika kau menolak, maka presiden akan tinggal dalam dua keluarga (keluarga Nyonya Seo dan keluarga Mi Sun). Jika itu pilihanmu, kau tidak perlu menjaga Tak Gu”, lanjut nenek mendesak menantunya itu. Presiden lalu meminta ibunya untuk berhenti berdebat karerna presiden sudah memutuskan akan menjaga Tak Gu jika memang itu yang diinginkan ibunya.
Nyonya Seo tentu saja kesal dan tidak terima. Presiden meminta semuanya untuk memenuhi keinginan ibunya. Nenek puas, nenek juga minta presiden untuk segera kembali ke pesta ulang tahunnya karena tidak sopan tuan rumah meninggalkan tamunnya lama-lama. Presiden lalu pamit pergi diikuti oleh Manager Han. Nyonya Seo yang kesal langsung beranjak menuju kamarnya untuk minum-minum menghilangkan stress (jangan ditiru ya! perbuatan tidak baik ni).
Nenek memanggil Mi Sun “Tak Gu eomma..”(ibu Tak Gu) dan menyuruhnya untuk ikut ke kamar. Tak Gu akan ikut tapi nenek meminta Tak Gu untuk menunggu di situ dan menyuruh Bibi Gong untuk menyiapkan cemilan buat Tak Gu. Tak Gu menoleh pada ibunya, dan Mi Sun meyakinkan anaknya, dia baik-baik saja. Ditinggal sendirian, Tak Gu memandang ke seluruh rumah dan melihat Trio Goo di lantai atas.
Mi Sun meminta maaf pada nenek karena telah berani datang ke rumah dan meminta mereka untuk menjaga Tak Gu. Mi Sun menangis, dia berkata jujur pada nenek kalau dia membawa Tak Gu kemari karena dia sudah tidak sanggup lagi membesarkan Tak Gu sendirian. Nenek mengerti dan mengatakan kalau Mi Sun sudah melakukan hal yang benar, semua itu juga untuk kebaikan Tak Gu nantinya. Meskipun Mi Sun tidak mengatakannya, tapi nenek tau kesulitan hidup yang dihadapi Mi Sun selama ini dengan melahirkan dan membesarkan Tak Gu sendirian. Mi Sun terisak, dia terharu dengan pengertian nenek.
Tak Gu duduk di ruang tamu bersama Trio Goo, Bibi Gong mengantarkan cemilan dan minuman untuk Tak Gu lalu dia bilang kalau setelah melihat dari dekat, ternyata Tak Gu itu tampan dan sangat mirip dengan presiden. Ja Kyung dan Ma Jun tidak senang mendengar omongan bibi, Ja Kyung menegur bibi: “ahjumma! kembalilah, kerjakan apa yang seharusnya kau kerjakan”. Bibi Gong mengerti, lalu pergi sambil terus tersenyum pada Tak Gu. Tak Gu memandang Ja Kyung dan Ma Jun yang terlihat jelas sangat tidak menyukainya.
Ja Rim lalu tanya “kau bilang namamu Tak Gu, berapa umurmu? “. “12 tahun”, jawab Tak Gu. Ja Rim : “benarkah? jadi umurmu sama dengan Ma Jun, kapan ulang tahunmu?” Tak Gu: “tanggal 1 Mei”. Ja Rim : “benarkah? ulangtahun Ma Jun bulan September. jadi kau adalah kakak Ma Jun”, seru Ja Rim ceria.
Ma Jun tidak mau menjadi adik dari Tak Gu, tapi Ja Rim tidak mau kalah, dia bilang kalau Tak Gu lahir lebih dulu daripada Ma Jun, jadi Tak Gu adalah kakak Ma Jun. Ma Jun tetap tidak mau mengganggap Tak Gu sebagai kakak. Ma Jun menyuruh Tak Gu untuk segera pergi dari rumah itu karena dia tidak suka pada Tak Gu. Ma Jun menghina Tak Gu dengan kata-kata kotor, Tak Gu tersinggung, dia memandang Ma Jun dengan marah dan mengepalkan tangannya.
Belum sempat membela diri, Mi Sun keluar dari kamar nenek dan Tak Gu langsung mengajak ibunya untuk cepat pulang. Mi Sun melihat Tak Gu dan jalan menuju kamar Nyonya Seo untuk berpamitan. Di dalam kamar, Nyonya Seo memecahkan vas bunga dan minum-minum (Nyonya Seo merasa frustrasi karena dia takut posisinya tersaingi dengan kehadiran Mi Sun dan Tak Gu). Mi Sun minta maaf pada Nyonya Seo karena sudah membuat keributan, tapi dia memohon pada Nyonya Seo untuk menjaga Tak Gu. Tak Gu kaget dengan perkataan ibunya, dia minta ibunya untuk tidak bicara omong kosong dan minta ibunya cepat membawanya pulang. Ibunya tidak mau, dia mengatakan pada Tak Gu kalau mulai hari ini, Tak Gu akan tinggal di rumah ini, karena ini adalah rumah ayah Tak Gu, jadi ini rumah Tak Gu juga. Tak Gu harus tinggal dan tidur di rumah ini mulai sekarang. Tak Gu juga akan makan di sini dan pergi ke sekolah dari rumah ini. Tak Gu tidak suka dan tidak mau tinggal di rumah itu, dia ingin tinggal di rumah di Cheongsan, tidur dan makan di sana, juga sekolah di Cheongsan (ada Yu Kyung yang disukainya di Cheongsan, hehehe..).
Kedua ibu anak itu beradu mulut, Tak Gu kesal pada ibunya yang terus memaksanya dan mengira ibunya sudah lelah menjaga Tak Gu. Mi Sun menjelaskan kalau dia melakukan semua itu untuk Tak Gu, bukan karena dia lelah menjaga Tak Gu. (Padahal dia memang merasa berat menjaga Tak Gu sendirian, dia merasa tidak menjadi ibu yang baik selama ini karena tidak bisa mencukupi kebutuhan Tak Gu, makanya dia merelakan Tak Gu untuk tinggal bersama ayahnya yang kaya, dengan begitu kebutuhan Tak Gu akan tercukupi).
Mi Sun tau Tak Gu ingin menjadi orang yang sukses, jadi jika Tak Gu tinggal di rumah ini bersama presiden, Tak Gu bisa menjadi orang yang sukses seperti presiden. karena ayah Tak Gu akan membukakan jalan untuk Tak Gu. Nenek dan Trio Goo memperhatikan Tak Gu dan ibunya yang masih berkeras satu sama lain.
Tak Gu : “aku tidak perlu menjadi orang sukses, aku hanya ingin menjadi anakmu!! (Tak Gu menangis) ibu… aku akan jadi anak yang baik, aku janji aku tidak akan berkelahi lagi dengan Ki Won dan aku tidak akan mencuri roti lagi dan aku juga tidak akan nakal, jadi jangan pergi sendirian dan meninggalkan ku di sini bu… jangan meninggalkanku di sini…” Tak Gu semakin terisak (sedih, ngeliat Tak Gu nangis, pengen ikut nangis). Mi Sun berkaca-kaca, tapi dia menguatkan Tak Gu dan memegang lembut bahu Tak Gu. “Kau seorang pria bukan?” tanya Mi Sun, Tak Gu mengangguk, Mi Sun melanjutkan, “ketika kau menjadi pria, kau dapat bertahan dari rintangan bukan? jika kau bersembunyi di balik ibumu seperti ini, kapan kau bisa menjadi seorang pria? harapan terbesar ibumu ini adalah melihat anak laki-lakinya menjadi orang sukses yang sesungguhnya. tidakkah kau mau mewujudkan impian ibumu ini? hah?”.Tak Gu mengangguk melihat ibunya. Mi Sun senang, “Aku tau kau akan setuju. anakku benar-benar yang terbaik”. Mi Sun lalu membelai lembut kepala Tak Gu yang masih menangis. “jangan kelaparan, jangan menyerah! tidak peduli bagaimanapun susahnya di masa mendatang, kau harus dapat menghadapinya dengan senyuman, seperti pria sejati. apakah kau mengerti?” pesan Mi Sun pada Tak Gu. Mi Sun sebenernya juga tidak tega, tapi dia menguatkan dirinya sendiri agar air matanya tidak jatuh dan tidak membuat Tak Gu menjadi orang yang lemah, Mi Sun berusaha tegar di hadapan Tak Gu meskipun hatinya sakit.
Setelah yakin Tak Gu mencerna perkataannya dengan baik, Mi Sun lalu pergi meninggalkan Tak Gu dan rumah itu. Tak Gu mau mengejar ibunya tapi dihalangi oleh Bibi Gong. Tak Gu meronta, menangis memanggil-manggil ibunya, tapi Mi Sun tidak menoleh. Mi Sun menangis dan menutup mulutnya agar suara tangisnya tidak terdengar oleh Tak Gu dan terus berlari. Nenek dan pelayannya ikut sedih melihat Tak Gu menangis. Nyonya Seo masih minum-minum dan dia mendengar suara tangisan Tak Gu dari dalam kamar.
Setelah di luar rumah, Mi Sun berjalan pelan. ternyata Manager Han juga sudah menunggunya. tanpa ba bi bu, Manager Han langsung bertanya sinis pada Mi Sun: “kau pikir kau akan selamat dengan melakukan ini?
Manager Han: “jadi kau membawa anakmu sendiri masuk ke kandang harimau?” Mi Sun: “bukankah tempat yang paling aman untuk anak harimau adalah kandang harimau?” Manager Han: “kau akan menyesali tindakanmu hari ini. aku akan memastikannya” Mi Sun tidak takut “kita lihat saja Manager Han. seorang ibu bisa melakukan apapun untuk anaknya. Jika kau berani menyentuh Tak Gu-ku sedikitpun. aku tidak akan pernah memaafkanmu!! “. Mi Sun akhirnya pergi.
Nenek meminta Tak Gu untuk berhenti menangis karena jika Tak Gu terus menangis, hati ibunya juga akan sakit. Tak Gu sangat sedih ditinggal ibunya, air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Nenek mengeluarkan sapu tangan dan mengusap air mata Tak Gu dengan lembut (keliatan banget, kalo nenek sayang sama Tak Gu, aku juga jadi sayang ama nenek ^^).
Nyonya Seo tambah stress mendengar tangisan Tak Gu yang tak berhenti-berhenti, dia keluar kamar lalu menampar Tak Gu. Nenek shock, “menantu!!”, pekik nenek. Nyonya Seo berteriak dan marah-marah pada Tak Gu karena berisik. Tak Gu memegangi pipinya yang sakit. Nenek membela Tak Gu. Di bawah pengaruh alkohol, Nyonya Seo berani melawan ibu mertuanya, dia mengeluarkan semua uneg-uneg kekesalannya pada nenek selama ini karena mengijinkan Mi Sun mengandung dan melahirkan anak, dan juga mengijinkan Tak Gu masuk ke rumah (keluarga) mereka. Nyonya Seo kalap dan membentak-bentak nenek (ni menantu kurang ajar banget si, menantu durhaka dah, kutuk aja tu nek!).
Nenek shock dengar menantu satu-satunya itu berani membentaknya, nenek berteriak balik : “apa kau minum? kau berani mabuk di depan ibu mertuamu?”. Nyonya Seo : “benar! aku mabuk! tanpa alkohol, aku tidak akan bisa menerima semua kenyataan ini. kenapa? apakah aku tidak bisa melakukan sedikit saja yang kuinginkan?”. Nenek kesal dan menyuruh Bibi Gong untuk mengantar menantu (durhaka)nya kembali ke kamar untuk istirahat. Sebelum pergi, Nyonya Seo mengancam nenek : “tunggu dan lihat saja bagaimana aku akan memperlakukan anak ini kelak. Ibu, masalah yang kau ciptakan ini, tunggu apa yang akan terjadi, aku akan segera membuatmu mengerti”. Tak Gu menatap Nyonya Seo ketakutan.
Ternyata Nyonya Seo tidak kembali ke kamarnya, tapi malah pergi ke pesta di kebun dan berjalan sempoyongan. Tamu-tamu melihat Nyonya Seo dengan aneh. Dia meracau di depan suaminya, dia setuju untuk mengijinkan Tak Gu tinggal di rumah mereka, tapi dengan satu syarat. Dia tidak mengijinkan suaminya untuk memberikan nama keluarga mereka pada Tak Gu. Lalu Nyonya Seo menyuruh Manager Han untuk segera menyiapkan mobil, karena dia ingin pergi ke Cheongpyeong.
Di dalam rumah, Tak Gu duduk sendirian, termenung memikirkan sesuatu. Di kamarnya nenek juga sedang memikirkan pembicaraannya dengan Mi Sun tadi.
Flashback Nenek memberikan amplop berisi uang kepada Mi Sun sebagai kompensasi atas penderitaan yang dialami Mi Sun selama ini, nenek juga akan membelikan rumah untuk Mi Sun dan menjamin masa depan Mi Sun. Tapi Mi Sun menolak semua pemberian nenek, dia hanya berharap nenek mengijinkannya untuk bertemu dengan Tak Gu sekali atau dua kali dalam setahun. Hal itu sudah cukup untuk Mi Sun. Nenek memaksa Mi Sun untuk menerima pemberian nenek, tapi Mi Sun tetap menolak karena dia tidak ingin menjadi wanita dan ibu yang jahat yang melahirkan anak hanya karena uang. Jika dia menerima uang pemberian nenek, dia takut kelak tidak bisa bertemu Tak Gu lagi dengan kepala tegak. Nenek melihat Mi Sun dengan sayang dan terharu sekaligus bangga dengan budi pekerti Mi Sun yang luhur, meskipun Mi Sun tidak mengenyam pendidikan yang tinggi. Flashback end..
Nenek menyesal dan berharap jika saja menantunya, Nyonya Seo memiliki setengah saja kebaikan budi Mi Sun, lalu nenek menghela nafas.
Mi Sun pulang ke Cheongsan, dia berpapasan dengan Yu Kyung, Yu Kyung menyapa Mi Sun, tapi karena tidak konsentrasi, Mi Sun tidak menyadari kehadiran Yu Kyung.
Bapak Ibu Man Hee melihat Mi Sun dengan cemas karena Mi Sun terlihat pucat dan bertanya kenapa Mi Sun pulang sendirian, tidak bersama Tak Gu. Ibu Man Hee bingung ketika Mi Sun bilang bahwa Mi Sun meninggalkan Tak Gu di rumah ayahnya di Seoul. Mi Sun jatuh terduduk di bangku, menangis dan memukul-mukul dadanya yang terasa sangat sakit. Mi Sun merasa setengah bagian jiwanya terpisah dari dirinya, Mi Sun terus memukul-mukul dadanya yang sesak. Hatinya terluka, sakit, bagaaimanapun juga dia adalah seorang ibu yang menyayangi anaknya, dan demi anak yang disayanginya itu, dia rela mengorbankan kebahagiannya sendiri dan berpisah dari Tak Gu demi kesuksesan Tak Gu. Mi Sun menangis meraung dan terus bertanya pada dirinya sendiri, “kenapa begitu sakit? kenapa sangat menyakitkan?”
Yu kyung mengintip Mi Sun dari balik pintu depan rumah dan merasa sedih. Ketika mau pergi, Yu Kyung kaget, ternyata ayahnya juga mengintip ke rumah Tak Gu, ayahnya tanya apa anak yang membuat kepalanya sakit itu tinggal di rumah itu, Yu Kyung menggelengkan kepalanya, melindungi Tak Gu dari ayahnya, lalu bergegas pergi. Ayahnya masih penasaran dan mengintip lagi.
Presiden masuk ke dalam rumah, dan melihat Tak Gu yang sedang terduduk diam, presiden mengingat pertemuannya dengan Tak Gu ketika Tak Gu mencuri roti di pabrik dan ingat pembicaraannya dengan Mi Sun tentang arti tak gu. Tak Gu bergumam, bertanya-tanya: “bagaimana bisa ibu meninggalkan anaknya di sini? dia sungguh tidak bertanggung jawab”. Tak Gu masih kesal pada ibunya yang bisa-bisanya meninggalkan dia di rumah presiden. Presiden mendengar gumaman Tak Gu dan menegurnya “apa yang kau lakukan di sana?”. Tak Gu menoleh karena ada yang berbicara, dia kaget dan langsung berdiri, Tak Gu tidak menyadari dari tadi presiden terus memperhatikannya. Presiden mengulang pertanyaannya dan Tak Gu menjawab “hanya sedang memikirkan sesuatu”. Presiden heran, “berfikir?” Tak Gu bilang bahwa dia belum siap hidup terpisah dari ibunya, dia tidak tau bagaimana akan hidup mulai sekarang, jadi dia memikirkan semua itu dengan cermat. Presiden tersenyum mendengar perkataan Tak Gu dan bilang kalau Tak Gu tidak perlu memikirkan hal yang tidak berguna seperti itu. Tak Gu hanya perlu mengambil manfaat dari semua ini dan rumah (presiden) ini akan memberikan semua yang Tak Gu perlukan. Tapi Tak Gu masih bingung karena masih ada hal yang belum jelas baginya seperti, bagaimana tiba-tiba presiden bisa menjadi ayahnya, dan dia tidak tau bagaimana akan memanggil presiden sekarang.
Presiden ingin menjawab pertanyaan Tak Gu, tapi tiba-tiba ada yang memanggilnya, presiden menoleh dan melihat Ma Jun yang datang memberitahukan bahwa sudah waktunya makan malam. Presiden menoleh pada Tak Gu, tersenyum lalu meninggalkan Tak Gu (ih, bapaknya gimana sih, kok Tak Gu nya ga diajak makan malam juga). Ma Jun mendekati Tak Gu dan berkata dengan sinis pada Tak Gu untuk tidak bermimpi menjadi anak presiden dan memiliki rumah mewah ini, karena hal itu tidak mungkin. Ma Jun menyuruh Tak Gu untuk menghilang dan pergi dari rumah ini segera. mereka berdua berhadapan dan muka Ma Jun hanya beberapa senti dari muka Tak Gu, Ma Jun melanjutkan “jika kau terus tinggal di sini, aku tidak bisa menjamin kau tidak akan mati di sini karena ibuku tidak akan pernah memaafkanmu. Sebelum dia menendangmu keluar dari sini, sebaiknya kau lari dan sembunyi di pelukan ibumu”. Tak Gu marah, dia mengepalkan tangannya, tapi dia berusaha untuk menahan emosinya karena dia sadar posisinya saat itu. Untung saja, Bibi Gong datang dan mengajak mereka untuk makan malam.
Tak Gu sampai di ruang makan, semua orang memandangnya, lalu nenek menyuruh Tak Gu untuk duduk di sebelahnya. Nenek heran karena kursi Nyonya Seo masih kosong dan tanya di mana Nyonya Seo. Ja Kyung menjawab bahwa ibunya pergi ke Cheongpyeong untuk menenangkan diri dan akan kembali besok. Suasanya jadi tidak enak dan nenek meminta mereka untuk segera makan. Tak Gu menatap Ma Jun dan ingat ancaman Ma Jun, lalu menatap Ja Kyung yang cuek dan kursi kosong Nyonya Seo dan ingat tamparan Nyonya Seo padanya.
Tak Gu tidak berselera untuk makan meskipun semua makanannya terlihat enak, tapi dia ingat pesan ibunya untuk tidak kelaparan dan tidak menyerah. Dalam kegelapan, Mi Sun juga bilang pada Tak Gu dari jauh untuk tidak lapar dan jangan menyerah, tidak peduli bagaimana sulitnya masa depan, Tak Gu harus menghadapinya dengan senyuman seperti pria sejati (ibu anak ini punya ikatan batin yang kuat). Setelah mengingat semua nasehat ibunya itu, Tak Gu lalu makan dengan rakus (tapi sedih) dan menyuapkan banyak makanan ke mulutnya sampai penuh. Tak Gu mengunyah makanannya dengan pahit, air matanya mengalir mengingat ibunya dan penderitaan mereka selama ini. Semua memandang Tak Gu dengan aneh, kecuali Ma Jun yang melihatnya dengan jijik. Nenek menegur Ma Jun karena mencela Tak Gu dan nenek memberikan daging ke piring Tak Gu. Tak Gu makan sambil terus menangis, Mi Sun juga menangis ingat Tak Gu.

No comments:

Post a Comment

Annyeonghaseyooo...
Gomawo bwat yang Dah Visit ini blog.. smoga kunjungannya memuaskan...
BwaT K-pOPers... and korean lovers...
""Fightii""
^^

wibiya widget

Popular PosTs